Otomotif

Produsen mobil Prancis Renault menghadapi ancaman kebangkrutan karena pandemi korona

Paris TRIBUNNEWS.COM-Produsen mobil Prancis Renault sedang berjuang menghadapi konsekuensi mengerikan dari krisis yang disebabkan pandemi virus corona (Covid-19). Le Figaro diterbitkan pada Jumat pekan lalu.

Seperti dikutip laman “Sputnik News”, Senin (25/5/2020), walikota juga mengaku tidak menandatangani dokumen persetujuan pemberian 5 miliar euro atau setara lebih dari 5,4 miliar euro untuk pinjaman nasional. Dolar AS diperlukan untuk menutupi kerugian yang disebabkan oleh pandemi.

Baca: Lebaran Libur, Mengemudi di Sepanjang Bundaran HI Jakarta, Dan Terlihat Dingin

Menurutnya, Pemerintah Prancis menginginkan pabrikan yang mobilnya membutuhkan dukungan ini terlibat dalam pengembangan dan produksi kendaraan listrik.

Selain itu, mereka harus menjaga hubungan yang adil dengan pengusaha dan menerapkan teknologi paling canggih di Prancis.

Harap diperhatikan bahwa 15% saham Renault dipegang oleh pemerintah Prancis, dan perusahaan tersebut saat ini sedang mengalami kesulitan keuangan. Pada 2019.

Ketika pemerintah Prancis menerapkan sistem penguncian dua bulan di Prancis, pabrikan terpaksa menutup semua pabrik.

Menurut Komite Produsen Mobil Prancis (CCFA) yang dikeluarkan pada 2011 Menurut laporan 4 Mei lalu, penjualan mobil baru di Prancis juga turun di bulan April, yakni 88,8%.

Pada saat yang sama, penjualan mobil Ran Renault di Eropa mengalami penurunan, dengan penurunan sebesar 76,3% dibandingkan periode yang sama.

Menurut informasi yang dirilis pada hari Rabu, menurut surat kabar Prancis “Le Canard”, Renault berencana untuk menutup empat pabriknya di Prancis, yang berlokasi di Flys, Dieppe, Choisy-le-Roi dan negara-negara lain di Breta Yayasan Nepal.

Keputusan akan menjadi 2 miliar euro sebagai bagian dari rencana pengurangan biaya dan akan diumumkan pada 29 Mei.

Prancis kini mulai melonggarkan pembatasannya secara bertahap terhadap virus korona mulai 11 Mei 2020, dan akan membuka kembali beberapa toko, kafe, taman, sekolah, dan ruang hijau lainnya yang tidak ada di negara tersebut. Tempat-tempat diyakini tidak terlalu terpengaruh oleh setan panci. Meskipun yang disebut area merah atau area yang terinfeksi parah masih di bawah pengawasan ketat dan tindakan pengamanan telah diambil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *