TRIBUNNEWS.COM-Bambang Soesatyo, Ketua Musyawarah Rakyat Indonesia, meresmikan Gedung Bhinneka Tunggal Ika Pesantren Ngalah Universitas Yudharta di Pasuran, Jawa Timur. Di kompleks tersebut dibangun Balai Pancasila, Gedung NKRI dan Gedung UUD 1945. Keempat sarana dan prasarana tersebut menjadi tonggak pelaksanaan empat pilar Musyawarah Rakyat Indonesia (MPR RI) di kehidupan kampus dan pesantren. Bamsoet dan Forkopimda Kabupaten Pasuruan melepas 17 pusaran air putih melambangkan kemakmuran dan menandatangani ikrar catur pilar Indonesia. Berisi tiga elemen deklarasi. Pertama, setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kedua, setia pada keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ketiga, setia kepada Bhineka Tunggal Ika.
Bacaan: Kisah Tiga Malaikat Kecil Berjuang- “Mahasiswa dan Mahasiswa adalah Milenial, Penghasil dan Pencipta Kemajuan Bangsa. Warna dan gaya mempengaruhi kehidupan seluruh negeri. Ada tentang 18 juta santri, 5 juta diantaranya adalah Mukim Santri, mereka menempati 28.194 pondok pesantren.Hal ini menjadi aset berharga bagi bangsa Indonesia untuk meraih Penghargaan Medali Emas Indonesia pada tahun 2045. Kata di upacara. Gedung BhinekaTunggal Ika dan empat pilar kegiatan sosialisasi Musyawarah Rakyat Indonesia di Pesantren Ngalah Universitas Yudharta, Kabupaten Pasuran, Jawa Timur, Kamis (27/8/20) -Pasuruan KH Abdul juga hadir dalam pertemuan tersebut. Wakil Presiden Mujib Imron, Presiden Pondok Pesantren KH Ngalah, Presiden Universitas Yudharta Pasuruan Dr. Sholeh Bahruddin, Dr. Kholid Murtadlo dari Kapolres Pasuruan AKBP Rofiq Ripto Himawan, Kajar Pasuruan Ramdhanu Dwiantoro, Letkol Dandym Pasuruan-Pasuruan-Pasuruan Fajari Ketua DPRD Kabupaten dan Ketua AFS Pengadilan Dewantoro Suidino Kabupaten Bangil. Dulu, Pol Fadil Imron (Pol Fadil Imron), Irjen Polda Jatim menyambut baik kedatangan Bamsoet. Mantan Juru Bicara Majelis Nasional Indonesia itu memperkirakan di tengah pandemi Covid-19 yang parah saat ini, masyarakat Indonesia masih menghadapi tantangan lain yang tidak mudah. Diantaranya, toleransi terhadap keragaman telah jatuh, moral kaum milenial di tanah air menurun, penurunan identitas dan karakteristik etnis, disparitas sosial yang kuat, penyalahgunaan narkoba dan menjamurnya kelompok LGBT. Survei LSI 2018 menemukan bahwa jumlah orang yang mendukung Pancasila telah turun sekitar 10% dalam 13 tahun terakhir. Pada 2005, jumlah pendukung Pancasila mencapai 85,2. Persentase, dan pada 2018, angka ini turun menjadi 75,3%. Kampus Islam dan pesantren harus menjadi garda depan untuk memperkuat Pancasila dan mempersiapkan generasi muda untuk mengambil alih posisi kepemimpinan. Jangan sampai terjebak dalam segala macam masalah, apalagi menentang Pancasila dan mengatakan: “Kata Bangsout.” Panglima Besar Angkatan Pertahanan Kementerian Pertahanan itu mengungkapkan bahwa negara itu sebenarnya legal. Mengakui keberadaan pondok pesantren dalam kerangka sistem pendidikan nasional. Hal itu ditandai dengan disahkannya UU 18/2019 tentang pesantren pada rapat paripurna RPD RI pada 24 September 2019, beberapa minggu sebelum berakhirnya misi Bamsoet memimpin DPR RI. Bamsoet mengatakan dana yang ditarik dari Dana Abadi Pendidikan masih menunggu penyelesaian dari presiden. General Manager PemudaPancasila memproduksi animasi untuk mahasiswa dengan “Empat Pilar MPR RI” Penghargaan utama berupa sepeda “Bromsoet” dan berbagai penghargaan penting lainnya. Sukacita merupakan bagian yang tidak boleh dilupakan, agar penyampaian materi sosial tidak selalu kaku dan tegang.

“Tertawa gembira merupakan bagian dari peningkatan kemampuan tubuh untuk melawan berbagai tes kehidupan, termasuk melawan virus Covid-19. Yang terpenting jangan berlebihan, karena masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Apalagi Itu untuk menabur toleransi antar umat beragama. Pesantren harus menjadi jurusan utamanya. Ingatlah selalu pesan sahabat Nabi Ali bin Abi Thalib RA yang mengatakan bahwa dia bukan saudara.Bansut menyimpulkan: “Orang-orang yang percaya Aramu adalah saudara-saudaramu di antara umat manusia.”