
JAKARTA TRIBUNNEWS.COM-Bambang Soesatyo, Ketua Konferensi Permusyawaratan Rakyat Indonesia, dan Institut Penelitian Pertanian Bogor (IPB) akan berkolaborasi dalam buku dan seminar bertema “ Ekonomi Pancasila dalam Pusaran Globalisasi ” IPB Didin S Damanhuri dikelola oleh Erani Yustika, Guru Besar Jurusan Ekonomi Universitas Brawijaya. Acara ini sebenarnya akan digelar pada 27 Juni 2020. Di bawah pengaruh kapitalisme dan liberalisme yang melanda dunia, acara tersebut diharapkan dapat menjadi penguat untuk lebih memajukan perekonomian Pancasila.
“Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan jelas mengatur tata tertib perekonomian Indonesia, yaitu mengedepankan gotong royong dan gotong royong, bukan mengedepankan persaingan guna menambah kekayaan individu dan golongan, seperti halnya Bang · Hada dan para founding fathers lainnya telah menunjukkannya, dibentuk berdasarkan upaya bersama kekeluargaan, dan diselenggarakan atas dasar demokrasi ekonomi berdasarkan prinsip persatuan, berkeadilan, efisien, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan. Kemandirian dan menjaga keseimbangan antara kemajuan dan persatuan ekonomi nasional, kata Bamsoet pada pertemuan virtual yang digelar Senin (15/6/20) dengan Ketua BIP, Ketua MPR RI di Jakarta. Wakil Presiden BIP Erika Laconi atau Arif Satria, FEM Dekan IPB Nunung Nuryartono, FEM Guru Besar IPB Didin S Damanhuri, Guru Besar FEB University. Ketua Panitia Seminar Prima Gandh dan Media Berita IPB Erick Wahyudyono Ketua Brawijaya Erani Yustika.
Mantan Ketua DPR RI ini menambahkan antara lain Didin S Damanhuri dan Ekonom nasionalis termasuk Erani Yustika menambahkan bahwa konsep ekonomi dijabarkan dalam kerangka ekonomi yang disebut Pancasila. Secara teori filosofi menabung Pancasila sangat cocok untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun selama ini dalam praktiknya perekonomian Pancasla masih menghadapi banyak tantangan dan perjuangan. Kapitalisme dan liberalisme telah melanda Indonesia. “Bagi pelajar di dunia ekonomi, pengambil keputusan pemerintahan, dan anak bangsa yang bercita-cita menjadi pemimpin bangsa, Katanya, membaca dan mendalami buku ini sangat penting, “kata Bamsoet. Indonesia menjelaskan bahwa salah satu tumpuan ekonomi Pancasila adalah pengembangan usaha kecil menengah dan koperasi. Sejak presiden menjabat pada tahun 2014, hal ini juga telah menjadi Presiden Joko Wie. Landasan pemerintahan Joko Widodo, Presiden telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendorong pengembangan UKM dan koperasi. – Memang masih banyak hal yang harus ditingkatkan, tapi setidaknya kita sudah berada di jalur yang benar. Pandemi Covid-19 telah melanda Di Indonesia, pemerintah juga dengan cepat memperkenalkan berbagai langkah stimulus untuk membantu UMKM dan koperasi. Bamsoet menyimpulkan: “Dalam hal restrukturisasi pajak dan kredit, pada Mei 2020 angka ini akan mencapai 337 miliar rupee.”