TRIBUNNEWS.COM-Pandemi Corona atau Covid-19 tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan dan ekonomi, tetapi juga berdampak besar pada sektor pendidikan.
Sejak ditemukannya kasus Covid yang pertama, mulai awal hingga 19 Maret 2020, kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut belum bisa berjalan normal dan harus dilakukan secara virtual. Bahkan, beberapa sekolah di daerah terpencil tanpa internet tidak dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Menurut Jazilul Fawaid, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Indonesia, situasi ini berpotensi merugikan satu generasi.
“Jika tidak diambil tindakan, karena sistem pendidikannya tidak normal maka akan menimbulkan kerugian satu generasi.” Kata Wakil Presiden MPR Jazilul Fawaid dalam keterangannya, Rabu (17/6/2020).
Jazilul Fawaid mengatakan bahwa pemerintah sangat memperhatikan pendidikan selama pandemi. Ia mencontohkan anggaran untuk kegiatan pendidikan Islam, seperti Pesantren yang hanya mengalokasikan 2,3 triliun rupiah pada periode normal baru. Ia mengatakan jika dibandingkan dengan jumlah petani, alokasi ini sangat rendah, ia mengatakan jumlah petani mencapai 28.000 orang. Lalu dimana prioritas peningkatan sumber daya manusia (SDM)? Katanya.
Menurut Jazrul, pembiayaan pesantren yang hanya direncanakan sebesar Rp 2,3 triliun, menunjukkan bahwa sektor pendidikan tidak menjadi fokus pemerintah pada saat wabah Kvidi. -19.

“Pandemi ini mengancam pendidikan masa depan. Oleh karena itu, harus didahulukan. Jangan hanya mempertimbangkan sistem keuangan dan pemulihan ekonomi. Namun, kita tidak menyadari bahwa generasi kita lemah. Mengatasi pendidikan Apakah rumusan masalahnya? Apakah pendidikan jarak jauh (virtual) efektif? Jadi, bagi yang berada di daerah terpencil hak untuk online (akses) kurang baik. Oleh karena itu, anggaran sebesar Rp 2,3 triliun harus ditingkatkan. – Selain itu, kata Jazilul , Alokasi anggaran tidak hanya digunakan untuk petani, tetapi juga untuk orang lain. Kegiatan keagamaan Islam.
“Anggaran sangat rendah. Apalagi untuk lembaga pendidikan agama Islam lainnya. Bagi petani, ini tidak cukup, jadi 2,3 triliun rupee berguna. Hanya 28.000 pes petani yang akan melakukannya, “katanya.